Total Tayangan Halaman

Jumat, 17 Februari 2012

PENJELASAN NUR ILAHI


Adanya cahaya/sinar adalah merupakan suatu siklus keteraturan alam yang indah, dimanapun kapanpun ternyata sinar/cahaya sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup guna melangsungkan kehidupannya, sampai yang lebih spesifik lagi yaitu hati manusia bila tidak ada cahaya yang menerangi maka hati itu akan buta - tidak terlepas dari bangsa dan agama manapun, seperti : biksu, pendeta atau bahkan orang biasa, dll. Namun bagi kaum muslim sudah ada garansi/jaminan bahwa Allah akan senantiasa memberikan bimbingan kepada orang-orang yang beriman untuk mengeluarkan dari alam kegelapan menuju ke alam yang penuh dengan cahaya yang terang benderang (QS.2:257).
Sesungguhnya Allah telah mengilhamkan kepada manusia jalan yang baik/taqwa (dalam bentuk cahaya yang terpatri di dalam lubuk hati sanubari yang paling dalam = IMAN) dan buruk (fujur) dan Allah senantiasa akan menyempurnakan cahaya-Nya yang ada pada manusia bila mereka selalu mengasah/melatih untuk menggunakan segala macam ni'mat yang telah diberikan, walau orang-orang yang berada di alam kegelapan (orang-orang yang memiliki amalan/perbuatannya jauh dari agama atau yang lebih dikenal dengan istilah kafir/kufur atau berbuat musyrik/syirik) membencinya dan tidak senang bila cahaya Allah terpancar di dalam diri setiap orang yang beriman, sebagaimana firman Allah swt : "Yuriiduuna Liyuthfiuu Nuurollahi Biafwahihim Wallohu Mutimmuu Nuurihi Walau Karihal Kafirun (Orang-orang kafir/musyrik itu selalu berusaha ingin memadamkan cahaya-cahaya Allah di dalam diri manusia dengan do'a-do'a dan ucapan-ucapan mereka, akan tetapi Allah swt senantiasa menyempurnakan cahaya-Nya sehingga terhunjam lebih dalam di hati orang yang beriman kepada-Nya)". (QS.61:8).
"Kafir" adalah orang yang ingkar kepada Allah, sedang "Kufur" adalah perbuatannya, dan "Musyrik" adalah orang yang menyekutukan Allah dengan sesuatu, sedang "Syirik" adalah suatu bentuk perbuatan yang mengandung makna menduakan/persekutuan.
Banyak orang Islam yang melakukan perbuatan-perbuatan kufur dan syirik/mempersekutukan Allah tanpa disadari, salah satu contoh : seseorang yang bila mendapatkan kesuksesan atau keberuntungan, lalu dia berkata karena kegigihan dan hasil usahanya semata, maka sebenarnya orang tersebut telah melakukan suatu bentuk perbuatan yang kufur, bisa juga telah berbuat syirik, karena telah meniadakan rahmat Allah yang telah memberikannya rizqi yang berupa keberhasilan.
Jadi sangat penting sekali cahaya bagi kehidupan ini karena dengan adanya cahaya berarti terkandung pula energy di dalamnya, semakin besar dan terang cahaya tersebut berarti semakin banyak pula kandungan energynya, sampai-sampai fisikawan dunia peraih hadiah noble di bidang fisika (Albert Eistein) membuat suatu rumusan : E = MC2  yang berarti : Energy = Massa X Cepat X Cahaya, jadi sangat masuk akal rumusan ini baik secara keilmuan maupun secara tingkah laku manusia di alam jagat raya ini, contoh : bila kita melihat setiap peperangan antara Muslim dan Kafir, pada akhirnya selalu dimenangkan oleh kaum Muslimin karena dinilai lebih berEnergy/memiliki Energy yang sempurna, sebagaimana penjabaran di bawah ini dari kasus di atas :
M = massa/pasukan perang,
C  = cepat dalam menghadapi tantangan lawan/musuh, dan
C  = cahaya keimanan yang selalu terpatri di dalam hati para pejuang,
tapi ada pengecualian bila setiap pasukan muslim tidak memiliki nilai cahaya keimanan maka akan sama dengan kaum kafir bahkan pasukan muslim pun akan terkalahkan,bahkan lebih parah dan banyak lagi contoh lainnya.
Maka dari itu, penting sekali makna cahaya (baik hakekat cahaya maupun kiasan saja yang berupa keimanan) dalam menerangi kehidupan kita, apalagi cahaya tersebut digunakan untuk amal kebajikan. Itulah Nur-Ilahi.
Oleh sebab itu, manfaatkanlah anugerah yang Allah telah berikan kepada kita dan berlatihlah selalu agar cahayanya lebih terang-benderang dan dapat membimbing kita menjadi Insan Kamil (manusia sempurna).

Allah swt dalam Al-Qur'an menyatakan bahwa :
"Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupuntidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu".(QS.24:35)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Leave Your Comment