Total Tayangan Halaman

Selasa, 24 Juli 2012

Doa-doa Ruqyah Terbaru

jika video diatas bermasalah, silahkan lihat di sini:
http://www.youtube.com/watch?v=dbhRWcGdluU&feature=youtu.be

Efek :
1) denyutan jantung makin kencang
2) badan begetar
3) ada sesuatu/barang yang bergerak-gerak bawah kulit tubuh.
4) mengantuk/menguap
5) batuk
6) gelisah
7) panas di tengkuk/leher
Jika ada mengalami sebagian tanda-tanda  diatas,kemungkinan besar ada jin didalam tubuh anda. Penjelasannya adalah mudah,jin yang berada dalam tubuh kita akan bergerak melalui saluran darah kita,ayat-ayat ruqyah syar’iyah ini sangat mustajab dalam mengusir dan menyakiti  mereka,lalu mereka akan kucar-kacir dalam darah kita lalu menyebabkan denyutan jantung kita bertambah kencang…Bagi yang terkena sihir/ilmu hitam, jin dalam badan mereka akan membuatkan mereka mengantuk sangat berat apabila mendengar mp3 ruqyah syar’iyah ini.Dan  akan terasa panas ditengkuk/leher….
Audio doa-doa Ruqyah ini sangat  bagus didengarkan 3 kali sehari bagi mereka yang mengalami berbagai penyakit gangguan jin,kerana fadhilat ayat-ayat tersebut sangat mustajab bagi mengusir jin-jin jahat/sihir serta untuk memagar diri kita .Selain itu penderita juga harus bedzikir  ’THO HA’ (surah taha ayat 1) .sewaktu  kita berdzikir, perut akan terasa mual dan terus2an sendawa…Baca zikir ini sebanyak mungkin sehingga kita mual dan muntah,itu suatu tanda dimana jin-jin berangsur-angsur keluar dari badan kita…InsyaAllah..
Dengan mendengar  Audio doa-doa Ruqyah  ini, insyaAllah mampu menyembuh segala penyakit misteri antaranya:-
-Fikiran bingung/jiwa gelisah
-Menyembuhkan penyakit kesurupan,sihir dll
-Mengusir jin didalam diri,rumah.
-Ketenangan dalam rumahtangga
-Menyembuhkan anak-anak yang menangis pada malam hari
-Penambah kasih sayang antara anak dan ibu bapak
-Anak-anak mudah mendengarkan kata orang tua
-Menguatkan hafalan dan pembelajaran
-Membuatkan fikiran lebih positif dan fokus terhadap kerja dan dalam belajar
-Membersihkan aura diri dan membuang energi-energi negatif dari diri anda
CARA ATAU TEKNIK MERUQIYAH
1) Untuk kesehatan diri dan keluarga,dengarkan mp3 ini didalam rumah 3x sehari dari malam sampai pagi .
2)Bagi yang terkena gangguan jin,dilarang mendengarkannya didalam mobil/kendaraan, karena akan mengakibatkan kita ngantuk dan mengganggu pengemudian.
3)Bagi anak-anak yang menangis diwaktu malam, perlu anda dengarkan  dengan kuat,insyaAllah jin/setan akan lari dari mengganggu anak-anak anda.


Semoga Bermanfaat
Wallahu A'lam

Minggu, 22 Juli 2012

Hadist yang Masyhur Di Bulan Ramadhan Ternyata Dhoif

Sesungguhnya Allah Ta'ala telah menetapkan sunnah Nabi secara adil, (untuk) memusnahkan penyimpangan orang-orang sesat dari sunnah, dan mematahkan ta'wilan para pendusta dari sunnah dan menyingkap kepalsuan para pemalsu sunnah.
Sejak bertahun-tahun sunnah telah tercampur dengan hadits-hadits yang dhaif, dusta, diada-adakan atau lainnya. Hal ini telah diterangkan oleh para imam terdahulu dan ulama salaf dengan penjelasan dan keterangan yang sempurna. Orang yang melihat dunia para penulis dan para pemberi nasehat akan melihat bahwa mereka -kecuali yang diberi rahmat oleh Allah- tidak memperdulikan masalah yang mulia ini walau sedikit perhatianpun walaupun banyak sumber ilmu yang memuat keterangan shahih dan menyingkap yang bathil.

            Maksud kami bukan membahas dengan detail masalah ini, serta pengaruh yang akan terjadi pada ilmu dan manusia, tapi akan kita cukupkan sebagian contoh yang baru masuk dan masyhur dikalangan manusia dengan sangat masyhurnya, hingga tidaklah engkau membaca makalah atau mendengar nasehat kecuali hadits-hadits ini -sangat disesalkan- menduduki kedudukan tinggi. (Ini semua) sebagai pengamalan hadits : "Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat ..." [Riwayat Bukhari 6/361], dan sabda beliau : "Agama itu nasehat" [Riwayat Muslim no. 55]
Sesungguhnya hadits-hadits yang tersebar di masyarakat banyak sekali, hingga mereka hampir tidak pernah menyebutkan hadits shahih -walau banyak-yang bisa menghentikan mereka dari menyebut hadits dhaif.
Semoga Allah merahmati Al-Imam Abdullah bin Mubarak yang mengatakan : "(Menyebutkan) hadits shahih itu menyibukkan (diri) dari yang dhaifnya".
            Jadikanlah Imam ini sebagai suri tauladan kita, jadikanlah ilmu shahih yang telah tersaring sebagai jalan (hidup kita).
 Dan (yang termasuk) dari hadits-hadits yang tersebar digunakan (sebagai dalil) di kalangan manusia di bulan Ramadhan, diantaranya.

Pertama.
"Artinya : Kalaulah seandainya kaum muslimin tahu apa yang ada di dalam Ramadhan, niscaya umatku akan berangan-angan agar satu tahun Ramadhan seluruhnya. Sesungguhnya surga dihiasi untuk Ramadhan dari awal tahun kepada tahun berikutnya ...." Hingga akhir hadits ini.
Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah (no.886) dan Ibnul Jauzi di dalam Kitabul Maudhuat (2/188-189) dan Abu Ya'la di dalam Musnad-nya sebagaimana pada Al-Muthalibul 'Aaliyah (Bab/A-B/tulisan tangan) dari jalan Jabir bin Burdah dari Abu Mas'ud al-Ghifari.
Hadits ini maudhu' (palsu), penyakitnya pada Jabir bin Ayyub, biografinya ada pada Ibnu Hajar di dalam Lisanul Mizan (2/101) dan beliau berkata : "Mashur dengan kelemahannya". Juga dinukilkan perkataan Abu Nua'im, " Dia suka memalsukan hadits", dan dari Bukhari, berkata, "Mungkarul hadits" dan dari An-Nasa'i, "Matruk" (ditinggalkan) haditsnya".
Ibnul Jauzi menghukumi hadits ini sebagai hadits palsu, dan Ibnu Khuzaimah berkata serta meriwayatkannya, "Jika haditsnya shahih, karena dalam hatiku ada keraguan pada Jarir bin Ayyub Al-Bajali".

Kedua.
"Artinya :Wahai manusia, sungguh bulan yang agung telah datang (menaungi) kalian, bulan yang di dalamnya terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan, Allah menjadikan puasa (pada bulan itu) sebagai satu kewajiban dan menjadikan shalat malamnya sebagai amalan sunnah. Barangsiapa yang mendekatkan diri pada bulan tersebut dengan (mengharapkan) suatu kebaikan, maka sama (nilainya) dengan menunaikan perkara yang wajib pada bulan yang lain .... Inilah bulan yang awalnya adalah rahmat, pertengahannya ampunan dan akhirnya adalah merupakan pembebasan dari api neraka ...." sampai selesai.

Hadits ini juga panjang, kami cukupkan dengan membawakan perkataan ulama yang paling masyhur. Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah (1887) dan Al-Muhamili di dalam Amalinya (293) dan Al-Asbahani dalam At-Targhib (q/178, b/tulisan tangan) dari jalan Ali bin Zaid Jad'an dari Sa'id bin Al-Musayyib dari Salman.

Hadits ini sanadnya Dhaif, karena lemahnya Ali bin Zaid, berkata Ibnu Sa'ad, Di dalamnya ada kelemahan dan jangang berhujjah dengannya, berkata Imam Ahmad bin Hanbal, Tidak kuat,
berkata Ibnu Ma'in. Dha'if berkata Ibnu Abi Khaitsamah, Lemah di segala penjuru, dan berkata Ibnu Khuzaimah, Jangan berhujjah dengan hadits ini, karena jelek hafalannya. Demikian di dalam Tahdzibut Tahdzib [7/322-323].

Dan Ibnu Khuzaimah berkata setelah meriwayatkan hadits ini, Jika benar kabarnya. berkata Ibnu Hajar di dalam Al-Athraf, Sumbernya pada Ali bin Zaid bin Jad'an, dan dia lemah, sebagaimana hal ini dinukilkan oleh Imam As-Suyuthi di dalam Jami'ul Jawami (no. 23714 -tertib urutannya).
Dan Ibnu Abi Hatim menukilkan dari bapaknya di dalam Illalul Hadits (I/249), hadits yang Mungkar

Yang benar, di seluruh waktu di bulan Ramadhan terdapat rahmah, seluruhnya terdapat ampunan Allah dan seluruhnya terdapat kesempatan bagi seorang mukmin untuk terbebas dari api neraka, tidak hanya sepertiganya. Salah satu dalil yang menunjukkan hal ini adalah:
 “Orang yang puasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari no.38, Muslim, no.760)
Dalam hadits ini, disebutkan bahwa ampunan Allah tidak dibatasi hanya pada pertengahan Ramadhan saja. Lebih jelas lagi pada hadits yang diriwayatkan oleh At Tirmidzi, Rasulullah bersabda:
Pada awal malam bulan Ramadhan, setan-setan dan jin-jin jahat dibelenggu, pintu neraka ditutup, tidak ada satu pintu pun yang dibuka. Pintu surga dibuka, tidak ada satu pintu pun yang ditutup. Kemudian Allah menyeru: ‘wahai penggemar kebaikan, rauplah sebanyak mungkin, wahai penggemar keburukan, tahanlah dirimu’.  Allah pun memberikan pembebasan dari neraka bagi hamba-Nya. Dan itu terjadi setiap malam” (HR. Tirmidzi 682, dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi)
Adapun mengenai apa yang diyakini oleh sebagian orang, bahwa setiap amalan sunnah kebaikan di bulan Ramadhan diganjar pahala sebagaimana amalan wajib, dan amalan wajib diganjar dengan 70 kali lipat pahala ibadah wajib diluar bulan Ramadhan, keyakinan ini tidaklah benar  berdasarkan hadits yang lemah ini. Walaupun keyakinan ini tidak benar, sesungguhnya Allah ta’ala melipatgandakan pahala amalan kebaikan berlipat ganda banyaknya, terutama ibadah puasa di bulan Ramadhan.


Ketiga.
"Artinya : Berpuasalah, niscaya kalian akan sehat"

 Hadits tersebut merupakan potongan dari hadits riwayat Ibnu Adi di dalam Al-Kamil (7/2521) dari jalan Nahsyal bin Sa'id, dari Ad-Dhahak dari Ibu Abbas. Nashsyal (termasuk) yang ditinggal (karena) dia pendusta dan Ad-Dhahhak tidak mendengar dari Ibnu Abbas.

Diriwayatkan oleh At-Thabrani di dalam Al-Ausath (1/q 69/Al-Majma'ul Bahrain) dan Abu Nu'aim di dalam At-Thibun Nabawiy dari jalan Muhammad bin Sulaiman bin Abi Dawud, dari Zuhair bin Muhammad, dari Suhail bin Abi Shalih dari Abu Hurairah.

Dan sanad hadits ini lemah. Berkata Abu Bakar Al-Atsram, "Aku mendengar Imam Ahmad -dan beliau menyebutkan riwayat orang-orang Syam dari Zuhair bin Muhammad- berkata, "Mereka meriwayatkan darinya (Zuhair,-pent) beberapa hadits mereka (orang-orang Syam, -pent) yang dhoif itu". Ibnu Abi Hatim berkata, "Hafalannya jelek dan hadits dia dari Syam lebih mungkar daripada haditsnya (yang berasal) dari Irak, karena jeleknya hafalan dia". Al-Ajalaiy berkata. "Hadits ini tidak membuatku kagum", demikianlah yang terdapat pada Tahdzibul Kamal (9/417).
Aku katakan : Dan Muhammad bin Sulaiman Syaami, biografinya (disebutkan) pada Tarikh Damasqus (15/q 386-tulisan tangan) maka riwayatnya dari Zuhair sebagaimana di naskhan oleh para Imam adalah mungkar, dan hadits ini darinya.
Walaupun dari segi matan hadis ini benar karena telah teruji secara ilmiah oleh para ahli kesehatan dan kedokteran, namun sungguh demi Allah!!! seseorang tidak diperbolehkan berdusta atas nama Rasulullah SAW. Jika ingin menggunakannya bahasakanlah berdasarkan seseorang yg pertama kali menemukan kebenaran ilmiahnya, misalnya Menurut dr.X “Puasa itu akan membuat kita sehat” dan jangan berdusta atas nama Rasulullah

Keempat
“Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, do’anya dikabulkan, dan amalannya pun akan dilipatgandakan pahalanya.”

Hadits ini diriwayatkan oleh Al Baihaqi di Syu’abul Iman (3/1437).
Hadits ini dhaif, sebagaimana dikatakan Al Hafidz Al Iraqi dalam Takhrijul Ihya (1/310). Al Albani juga mendhaifkan hadits ini dalam Silsilah Adh Dha’ifah (4696).
Terdapat juga riwayat yang lain:
“Orang yang berpuasa itu senantiasa dalam ibadah meskipun sedang tidur di atas ranjangnya.”
Hadits ini diriwayatkan oleh Tammam (18/172). Hadits ini juga dhaif, sebagaimana dikatakan oleh Al Albani di Silsilah Adh Dhaifah (653).
Yang benar, tidur adalah perkara mubah (boleh) dan bukan ritual ibadah. Maka, sebagaimana perkara mubah yang lain, tidur dapat bernilai ibadah jika diniatkan sebagai sarana penunjang ibadah. Misalnya, seseorang tidur karena khawatir tergoda untuk berbuka sebelum waktunya, atau tidur untuk mengistirahatkan tubuh agar kuat dalam beribadah.
Sebaliknya, tidak setiap tidur orang berpuasa itu bernilai ibadah. Sebagai contoh, tidur karena malas, atau tidur karena kekenyangan setelah sahur. Keduanya, tentu tidak bernilai ibadah, bahkan bisa dinilai sebagai tidur yang tercela. Maka, hendaknya seseorang menjadikan bulan ramadhan sebagai kesempatan baik untuk memperbanyak amal kebaikan, bukan bermalas-malasan.


Wa ba'du : Inilah empat hadits yang didhaifkan oleh para ulama dan di lemahkan oleh para Imam, namun walaupun demikian kita (sering) mendengar dan membacanya pada hari-hari di bulan Ramadhan yang diberkahi khususnya dan selain pada bulan itu pada umumnya.
Tidak menutup kemungkinan bahwa sebagian hadits-hadits ini memiliki makna-makna yang benar, yang sesuai dengan syari'at kita yang lurus baik dari Al-Qur'an maupun Sunnah, akan tetapi (hadits-hadits ini) sendiri tidak boleh kita sandarkan kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan terlebih lagi -segala puji hanya bagi Allah- umat ini telah Allah khususkan dengan sanad dibandingkan dengan umat-umat yang lain. Dengan sanad dapat diketahui mana hadits yang dapat diterima dan mana yang harus ditolak, membedakan yang shahih dari yang jelek. Ilmu sanad adalah ilmu yang paling rumit, telah benar dan baik orang yang menamainya : "Ucapan yang dinukil dan neraca pembenaran khabar”.

Semoga Bermanfaat
Wallahu A’lam

[Disalin dari Kitab Sifat Shaum Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam Fii Ramadhan, edisi Indonesia Sipat Puasa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam oleh Syaikh Salim bin Ied Al-Hilaaly, Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid, terbitan Pustaka Al-Haura, penerjemah Abdurrahman Mubarak Ata]

Sabtu, 21 Juli 2012

Dzikir Pagi Hari (lengkap dgn Video dan bacaannya)

Di antara dzikir-dzikir yang disunnahkan untuk dibaca dan diamalkan adalah dzikir pagi dan sore. Dzikir pagi dilakukan setelah shalat shubuh sampai terbit matahari atau sampai matahari meninggi saat waktu dhuha, kira-kira jam tujuh atau jam delapan. 
Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa waktu pagi yang dimaksud adalah antara subuh hingga terbit matahari dan waktu petang adalah antara ashar hingga tenggelamnya matahari. 


Dalam surat al-Ahzab ayat 41 -42 Allah berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا -  وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلا

“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah kepada Allah sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.”


Allah juga berfirman,



فَاصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ بِالْعَشِيِّ وَالإبْكَارِ


“Maka bersabarlah, sesungguhnya janji Allah itu benar dan mohonlah ampunan atas dosamu dan bertasbihlah dengan memuji Rabb-mu di waktu petang dan pagi.” (al-Mukmin: 55)

berikut audio dzikir pagi oleh ust Hasbin Abdurrahim


Banyak sekali keutamaan dzikir pagi dan sore sebagaimana yang dijelaskan di dalam hadits-hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Adapun bacaannya dan penjelasan tentang keutamaannya adalah sebagai berikut:

Membaca ayat kursi (Al-Baqarah:255)
Dibaca sekali ketika pagi dan sore. “Barangsiapa membacanya di pagi hari maka akan dilindungi dari (gangguan) jin sampai sore, dan barangsiapa yang membacanya di sore hari maka akan dilindungi dari gangguan mereka (jin).” (HR. Al-Hakim 1/562 dan dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albaniy dalam Shahih At-Targhiib wat Tarhiib 1/273)

 Membaca surat Al-Ikhlaash, Al-Falaq dan An-Naas.
Dibaca 3x ketika pagi dan sore. “Barangsiapa yang membacanya tiga kali ketika pagi dan ketika sore maka dia akan dicukupi dari segala sesuatu.” (HR. Abu Dawud 4/322, At-Tirmidziy 5/567, lihat Shahih At-Tirmidziy 3/182)

Membaca:

أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ 


الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ، وَأَعُوْذُ


بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوْءِ الْكِبَرِ، رَبِّ 


أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ

Jika sore hari membaca:


أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى الْمُلْكُ لِلَّهِ … رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهَا وَأَعُوْذُ بِكَ


مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهَا …
Dibaca sekali. (HR. Muslim 4/2088 no.2723 dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu)

Membaca:

اللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا وَبِكَ أَمْسَيْنَا وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ

Jika sore hari membaca:


اللَّهُمَّ بِكَ أَمْسَيْنَا وَبِكَ أَصْبَحْنَا وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ

Dibaca sekali. (HR. At-Tirmidziy 5/466, lihat Shahih At-Tirmidziy 3/142)

Membaca:

اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا 


اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ 


فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ

Dibaca sekali ketika pagi dan sore. “Barangsiapa yang mengucapkannya dalam keadaan yakin dengannya ketika sore hari lalu meninggal di malam harinya, niscaya dia akan masuk surga. Dan demikian juga apabila di pagi hari.” (HR. Al-Bukhariy 7/150)

Membaca:

اللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَدَنِيْ، اللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ سَمْعِيْ، اللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَصَرِيْ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ.


اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ عَذَابِ الْقَبْرِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ


Dibaca 3x ketika pagi dan sore. (HR. Abu Dawud 4/324, Ahmad 5/42, An-Nasa`iy di dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no.22 dan Ibnus Sunniy no.69, serta Al-Bukhariy di dalam Al-Adabul Mufrad dan dihasankan sanadnya oleh Asy-Syaikh Ibnu Baz di dalam Tuhfatul Akhyaar hal.26)

Membaca:

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، اللَّهُمَّ إِنَّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِيْ 


دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ، اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِيْ، وَآمِنْ رَوْعَاتِيْ، اللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ


يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ، وَعَنْ شِمَالِيْ، وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ 


                                                                                      تَحْتِيْ
Dibaca sekali ketika pagi dan sore. (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah, lihat Shahih Ibnu Majah 2/332)

Membaca:

اللَّهُمَّ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَاطِرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ 


إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ، وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى 


نَفْسِيْ سُوْءًا، أَوْ أَجُرَّهُ إِلَى مُسْلِمٍ
Dibaca sekali ketika pagi dan sore. (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidziy, lihat Shahih At-Tirmidziy 3/142) 

Membaca:

بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Dibaca 3x ketika pagi dan sore. “Barangsiapa yang mengucapkannya tiga kali ketika pagi dan tiga kali ketika sore, tidak akan membahayakannya sesuatu apapun.” (HR. Abu Dawud 4/323, At-Tirmidziy 5/465, Ibnu Majah dan Ahmad, lihat Shahih Ibnu Majah 2/332)

Membaca:

رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وَبِالْإِسْلاَمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا

Dibaca 3x ketika pagi dan sore. “Barangsiapa yang mengucapkannya tiga kali ketika pagi dan ketika sore maka ada hak atas Allah untuk meridhainya pada hari kiamat.”
Boleh juga membaca:


… وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا وَرَسُوْلاً

(HR. Ahmad 4/337, An-Nasa`iy di dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no.4 dan Ibnus Sunniy no.68, Abu Dawud 4/418, At-Tirmidziy 5/465 dan dihasankan oleh Asy-Syaikh Ibnu Baz di dalam Tuhfatul Akhyaar hal.39)


Membaca:

يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، أَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ

Dibaca sekali ketika pagi dan sore. (HR. Al-Hakim dan beliau menshahihkannya serta disepakati oleh Adz-Dzahabiy 1/545, lihat Shahih At-Targhiib wat Tarhiib 1/273)

Membaca:

أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ الإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ الإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ

Jika sore hari membaca:


أَمْسَيْنَا عَلَى فِطْرَةِ الإِسْلاَمِ …
Dibaca sekali. (HR. Ahmad 3/406, 407, Ibnus Sunniy di dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no.34, lihat Shahiihul Jaami’ 4/209)

Membaca:

سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ
Dibaca 100x ketika pagi dan sore. “Barangsiapa yang membacanya seratus kali ketika pagi dan sore maka tidak ada seorang pun yang datang pada hari kiamat yang lebih utama daripada apa yang dia bawa kecuali seseorang yang membaca seperti apa yang dia baca atau yang lebih banyak lagi.” (HR. Muslim 4/2071)

Membaca:

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

Dibaca 10x. (HR. An-Nasa`iy di dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no.24, lihat Shahih At-Targhiib wat Tarhiib 1/272)
Atau dibaca sekali ketika malas/sedang tidak bersemangat. (HR. Abu Dawud 4/319, Ibnu Majah, Ahmad 4/60, lihat Shahih Abu Dawud 3/957 dan Shahih Ibnu Majah 2/331)

Membaca:

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

Dibaca 100x ketika pagi. “Barangsiapa yang membacanya seratus kali dalam sehari maka (pahalanya) seperti membebaskan sepuluh budak, ditulis untuknya seratus kebaikan, dihapus darinya seratus kesalahan, dan dia akan mendapat perlindungan dari (godaan) syaithan pada hari itu sampai sore, dan tidak ada seorang pun yang lebih utama daripada apa yang dia bawa kecuali seseorang yang mengamalkan lebih banyak dari itu.” (HR. Al-Bukhariy 4/95 dan Muslim 4/2071)

Membaca:

سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ: عَدَدَ خَلْقِهِ، وَرِضَا نَفْسِهِ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ
Dibaca 3x ketika pagi. (HR. Muslim 4/2090)

Membaca:

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
Dibaca sekali ketika pagi. (HR. Ibnus Sunniy di dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no.54, Ibnu Majah no.925 dan dihasankan sanadnya oleh ‘Abdul Qadir dan Syu’aib Al-Arna`uth di dalam tahqiq Zaadul Ma’aad 2/375)

Membaca:

أَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
Dibaca 100x dalam sehari. (HR. Al-Bukhariy bersama Fathul Baari 11/101 dan Muslim 4/2075)
20. Membaca:

أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
Dibaca 3x ketika sore. “Barangsiapa yang mengucapkannya ketika sore tiga kali maka tidak akan membahayakannya panasnya malam itu.” (HR. Ahmad 2/290, lihat Shahih At-Tirmidziy 3/187 dan Shahih Ibnu Majah 2/266)

Membaca:

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ
Dibaca 10x ketika pagi dan sore. “Barangsiapa yang membaca shalawat kepadaku ketika pagi sepuluh kali dan ketika sore sepuluh kali maka dia akan mendapatkan syafa’atku pada hari kiamat.” (HR. Ath-Thabraniy dengan dua sanad, salah satu sanadnya jayyid, lihat Majma’uz Zawaa`id 10/120 dan Shahih At-Targhiib wat Tarhiib 1/273)

Inilah di antara dzikir-dzikir yang disunnahkan dibaca ketika pagi dan sore. Ada juga bacaan yang lainnya akan tetapi kebanyakan sanadnya dha’if sebagaimana yang dijelaskan oleh Asy-Syaikh Al-Albaniy dan Asy-Syaikh Salim Al-Hilaliy. Walaupun tidak menutup kemungkinan sebagiannya ada yang shahih.
Lafazh-lafazh dzikir ini belum diterjemahkan mengingat terbatasnya tempat. Bagi yang ingin melihat terjemahan dan keterangannya bisa dilihat dalam “Perisai Seorang Muslim: Doa dan Dzikir dari Al-Qur`an dan As-Sunnah”.

Semoga Bermanfaat
Wallahu A'lam


MUSIM JAMAAH

Musim dapat diartikan dengan waktu tertentu yg bertalian dng keadaan iklim, misalnya bulan februari sampai bulan juni merupakan musim buah-buahan mulai dari Mangga, Durian, Rambutan, dan Langsat. Lantas bagaimana dengan musim jamaah di masjid? Tentunya musim jamaah membludak di masjid yaitu pada Ramadhan saja, saya mengatakan musim jamaah karena jamaah banyak berdatangan ke masjid ya hanya di bulan Ramadhan saja. Itulah penggunaan kata musim karena hanya ada di waktu-waktu tertentu saja.

Kenyataannya sholat jamaah di masjid yang ada di negeri ini diluar bulan ramadhan lebih banyak kosongnya daripada isinya. Paling banyak 2-3 shaf untuk sholat Maghrib, sedangkan untuk Sholat Subuh dan Isya’ sedikit peminatnya kecuali para jamaah lansia yang akan banyak kita dapati di shaf-shaf sholat subuh. Terbuktilah sabda Nabi SAW : “Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya’ dan shalat Subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, niscaya mereka akan mendatangi keduanya (berjamaah di masjid) sekalipun dengan merangkak” [HR Al-Bukhari dan Muslim]

Meskipun anjuran sholat berjamaah di masjid terutama bagi laki-laki terus disampakan setiap saat tetapi belum juga menggerakkan hati.
Shalat 5 waktu sebagai tiang agama dalam Islam memegang peranan penting menyangkut status keislaman seseorang. Dalam Al-Qur’an disebutkan:
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui ghayya.” (QS. Maryam: 59)

Para ulama menafsirkan kata ‘ghoyya’ dalam ayat tersebut bahwa dia adalah sungai di Jahannam yang makanannya sangat menjijikkan, yang tempatnya sangat dalam. Para ulama menyatakan bahwa tatkala orang yang meninggalkan shalat berada di dasar neraka, maka ini menunjukkan kafirnya mereka. Karena dasar neraka bukanlah tempat seorang pelaku maksiat selama dia masih muslim. Hal ini dipertegas dalam lanjutan ayatnya, “Kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh.” Ini menujukkan bahwa ketika mereka menyia-nyiakan shalat dengan cara meninggalkannya, maka mereka bukanlah orang yang beriman. Hadist Rasulullah SAW:
“Sungguh yang memisahkan antara seorang laki-laki (baca: muslim) dengan kesyirikan dan kekufuan adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim)
Na’uduzubillah, semoga kita bukan termasuk orang yang digolongkan pada kekafiran akibat meninggalkan shalat. Shalat  fardhu berjamaah di masjid juga ternyata menjadi salah satu hal yang penting mengenai status keislaman kita. Bahkan Rasulullah SAW dalam hadistnya begitu tegas menyampaikan:
“Pernah ada seorang lelaki buta datang kepada Rasulullah salallahu’alaihi wassalam, ia berkata: ‘ Ya Rasulullah, aku tidak memiliki pemandu yang bias menuntunku untuk pergi ke masjid.’ Dia lalu meminta kepada Rasulullah salallahu’alaihi wassalam agar diberi keringanan untuk mengerjakan shalat dirumah, lalu beliau mengabulkannya. Namun tatkala lelaki itu hendak pergi, beliau memanggilnya, lalu bertanya: ‘Apakah engkau mendengar dilantunkannya adzan?’ dia menjawab: ‘Ya.’ Beliau bersabda: ‘Kalau begitu, datangilah (shalat berjama’ah).’” (HR. Muslim)
Logikanya  orang yang buta saja masih dianjurkan untuk menuju shalat berjamaah, apalagi bagi yang normal. Tak ada uzur sedikitpun. Moga kita bukanlah termasuk jamaah musiman yang dimaksud, apalagi sampai meniggalkan sholat 5 waktu. Kita lah sepatutnya yang mengakan sholat bahkan mengajak keluarga kita. Dalam Qur’an disebutkan:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” 

Berbeda halnya di bulan Ramadhan yang dimana jamaah di masjid akan membludak sampai-sampai di hari-hari awal masjid-masjid penuh sesak karena tidak dapat menampung banyaknya jemaah karena semangat awal ramadhan yang menggebu-gebu, Namun sayang seribu sayang pada akhir Ramadhan jamaah di masjid-masjid mengalami kemajuan shaf karena kesibukan menyambut idul fitri sehingga kebanyakan dari mereka lebih memilih bergentayangan di Mal-mal....(Afwan), Padahal seharusnya di akhir ramadhan itulah penentuan kita mendapatkan gelar takwa atau tidak.
Setelah Ramadhan berakhir maka tidak ada pula yang tersisa, bahkan  jumlah jamaah di masjid pun akan kembali seperti semula pada bulan-bulan di luar ramadhan, atas dasar inilah admin menggunakan kata Jamaah musiman (jamaah yang hanya ada di musim-musim tertentu saja)




Meminjam Istilah ustad Nur Maulana: "JAMAAAAH....OOOOHHH...JAMAAAAH, JADI JAMAAH KOK MUSIMAN"

Nah, sekarang pertanyaan itu kembali pada diri kita masing-masing, apakah anda jamaah musiman atau jamaah sejati? Silahkan di jawab sendiri

Semoga Bermanfaat
Wallahu A’lam

Kamis, 19 Juli 2012

MENYAMBUT RAMADHAN (hal-hal yang perlu diketahui)

Datangnya bulan Ramadhan disambut dengan keceriaan yang terpancar dari wajah orang-orang beriman, hal ini berbanding terbalik dengan orang-orang munafik yang merasa berat hati dengan datangnya bulan yang penuh berkah ini.

“Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallambersabda: “Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah, Allah telah mewajibkan atas kalian berpuasa di dalamnya, dibuka pintu-pintu langit dan ditutup pintu-pintu neraka jahim serta dibelenggu pemimpin-pemimpin setan, di dalamnya Allah mempunyai satu malam yang lebih baik dari seribu bulan siapa yang dihalangi untuk mendapatkan kebaikannya maka ia telah benar-benar dihalangi dari kebaikan“. (Hadits riwayat An Nasai dan dishahihkan di dalam kitab Shahih At Targhib Wa At Tarhib.)

Namun kecerian itu akan lebih berarti jika kita benar-benar menyambut bulan ini dengan ilmu yang berkaitan dengan amalan di bulan ini.
Berikut hal-hal yang perlu diketahui agar bulan Ramadhan ini betul-betul sesuai syar’i:


1.Niat
Puasa ramadhan wajib baginya berniat, baik pada malamnya maupun mendekati waktu sahur. Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya....” (HR.Bukhari Muslim).
Namun satu hal yang perlu diketahui bahwa perkara niat adalah urusan hati sehingga ia tidak boleh dilafadzkan dengan lisan. Bahkan termasuk perbuatan bid’ah bila niat itu dilafadzkan, sehingga Niat itu termasuk bagian dari iman karena niat termasuk amalan hati dan Amal tergantung dari niat, meliputi sah tidaknya, sempurna atau kurangnya, taat atau maksiat. 
 
Melafadzkan Niat Puasa, Hal ini adalah perbuatan bid’ah, yang kebanyakan masyarakat kita melafadzkan niat: “Nawaitu shauma ghadin, dst…” Niat yang benar ketika akan puasa ramadhan yaitu meniatkan pada malam sebelumnya tanpa dilafadzkan, karena niat itu tempatnya di hati, bukan di bibir.

imam Ibnu Abil Izz Al-Hanafi rahimahullah: “Tak seorangpun dari imam yang empat, baik Imam Syafi’i rahimahullah maupun lainnya yang mensyaratkan harus melafadzkan niat, karena niat itu di dalam hati dengan kesepakatan mereka.”[Kitab Al-Ittiba’: 62]

2. Penentuan Ramadhan.
Seorang muslim tidak memulai puasa kecuali dengan dua cara : Yang pertama adalah dengan melihat bulan (ruqyatul hilal) didasarkan pada Firman Allah SWT
barangsiapa di antara kamu menyaksikan  (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan tersebut.” (QS. Al Baqarah: 185)
Yang Kedua adalah dengan menyempurnakan bilangan sya’ban 30 hari, hal ini didasarkan pada sabda Nabi SAW
Apabila bulan telah masuk kedua puluh sembilan malam (dari bulan Sya’ban, pen). Maka janganlah kalian berpuasa hingga melihat hilal. Dan apabila mendung, sempurnakanlah bulan Sya’ban menjadi tiga  puluh hari (HR. Bukhari no. 1907 dan Muslim no. 1080, dari ‘Abdullah bin ‘Umar.)

3. Amalan Baru.
Beribadah dalam bulan ramadhan pahalanya berlipat-lipat jika dibandingkan beribadah di bulan yang lain, namun kita wajib berhati-hati dengan ibadah atau amalan yang baru di bulan yang mulia ini dimana amalan itu tidak pernah dicontohkan Rasulullah SAW dan tidak pernah dikerjakan oleh sahabat Nabi yang mulia, karena sebagaimana halnya jika pahala dilipatgandakan di bulan ini maka perbuatan dosa pun akan dilipatgandakan pula dosanya.
Nabi SAW bersabda : “ Barangsiapa yang membuat sesuatu yang baru dalam masalah (agama) kami ini yang tidak bersumber darinya (agama), maka dia tertolak”.(HR Muslim)

4. Membuang-buang waktu.
Bulan ramadhan merupakan bulan ibadah sehingga jangan sampai kesempatan yang sangat berharga ini belalu begitu saja dengan tidak dimanfaatkan sama sekali, seperti menghabiskan waktu hanya di depan TV atau menunggu buka puasa dengan tidur seharian penuh. Rasulullah SAW bersabda: “Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya melainkan hanya lapar dan dahaga”.(HR At-Thabrani)


5. Sengaja Membangunkan Orang Sahur dengan Teriakan atau Nyanyian
Yakni membangunkan orang untuk sahur dengan berteriak: “Sahur… Sahur…”. Perbuatan seperti ini tidak ada contohnya di zaman Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam dan tidak pula diperintahkan oleh beliau. Dan tidak pula dilakukan oleh para sahabat, tabi’in dan tabiut tabi’in.


Di Mesir, para muadzin menyerukan lewat menara masjid: “Sahur… Sahur… Makan… Minum…”, kemudian mereka membaca firman Allah subhanahu wa ta’ala:


“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berspuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.”[Q.S. Al-Baqarah [2]: 183]


Di negeri Syam (Yordania, Palestina) lebih parah lagi, mereka membangunkan sahur dengan membunyikan alat musik, bernyanyi, menari dan bermain.


Tidak ketinggalan di Indonesia, berbagai macam cara dilakukan oleh orang-orang awam. Ada yang keliling kampung sambil teriak-teriak: “Sahur… Sahur…” Di sebagian daerah dengan membunyikan musik lewat mikrofon masjid atau dengan membunyikan tape dan membawanya keliling kampung, ada yang membunyikan mercon atau meriam bambu, dan lain sebagainya. Semua itu adalah perbuatan bid’ah.

Syaikh Abdul Qodir Al-Jazairi rahimahullah, beliau berkata: “Apa yang dilakukan oleh sebagian orang jahil (bodoh) pada zaman sekarang di negeri kita (Al-Jazair, termasuk juga di Indonesia, ed) berupa membangunkan orang puasa dengan kentongan merupakan kebid’ahan dan kemungkaran yang seharusnya dilarang dan diingatkan oleh orang-orang yang berilmu.”[Kitab Shofwah Al-Bayan fii Ahkam Al-Adzan wa Al-Iqomah: 115-116]

6. Imsak
Ini adalah bid’ah yang diada-adakan oleh sebagai masyarakat kita yang kurang mengenal sunnah yang shahih. Mereka menganggap bahwa ketika ada bunyi atau teriakan imsak, maka semuanya harus berhenti makan dan minum. Bahkan lebih parah lagi jika ada yang menganggap jika setelah imsak masih makan atau minum, maka puasanya batal. Hal ini adalah sebuah kekeliruan, karena perbuatan yang benar yaitu berhenti sekitar (lama waktunya) ketika dibacakan 50 ayat dari Al-Qur’an.

Sahabat Anas meriwayatkan dari Zaid bin Sabit radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata:
 “Kami makan sahur bersama Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam kemudian beliau shalat. Maka kata Anas, “Berapa lama jarak antara adzan dan sahur?”, Zaid menjawab, “Kira-kira 50 ayat membaca ayat al-Qur’an.”[Hadits Riwayat Muttafaqun ‘Alaih  (hadits shahih berdasarkan kesepakatan Imam Bukhari dan Imam Muslim)]

7. Menunda adzan maghrib dengan niat untuk kehati-hatian

Hal ini bertolak belakang dan menyelisihi sunnah Rasulallah shalallahu ‘alaihi wa salam, beliau shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda:

“Manusia senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.”[Hadits Riwayat Muttafaqun ‘Alaih (hadits shahih berdasarkan kesepakatan Imam Bukhari dan Imam Muslim)]

Hal-hal inilah yang  admin rasa penting untuk diketahui dalam menyambut ramadhan, selain itu kita juga wajib mengetahui beberapa hadis dhoif yang masyhur di bulan ramadhan. Insya Allah akan ana post setelah tulisan ini.


Bersamaan dengan tulisan ini ana admin Pengobatan Islam memohon maaf jika ada pernyataan yang melukai hati baik secara langsung maupun tidak langsung.... 
Mari menyambut bulan Ramadhan dgn hati yang suci, semoga Ramadhan tahun ini menjadi berkah buat kita sekalian
....Marhaban Ya Ramadhan.....

Semoga Bermanfaat
Wallahu A’lam

Senin, 16 Juli 2012

AYAT-AYAT RUQYAH

Ayat-ayat Ruqyah Syeikh Ayyub



Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang tidak menurunkan suatu penyakit kecuali Dia menurunkan juga obat penawarnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Setiap penyakit ada obat penawarnya dan apabila suatu obat itu sesuai dengan jenis penyakitnya, maka penyakit itu akan sembuh dengan izin Allah.” ( HR. Muslim )
Dan yakinlah bahwa tidak ada yang mampu menyembuhkan sesuatu penyakit melainkan hanya Allah SWT. Maka di antara cara yang paling tepat dan efektif dan mujarab untuk menghilangkan sesuatu penyakit dan menangkal mara bahaya adalah dengan menggunakan Al-Quran dan As-Sunnah sebagai pengobatan. Al-Quran telah menjelaskan hal itu secara detil :
Katakanlah, “Al-Quran itu adalah petunjuk dan penawar” ( Fushshilat 44 )
“Dan kami turunkan dari Al-Quran ( ada ) sesuatu yang menjadi obat penawar dan menjadi rahmat bagi orang yang beriman.” ( Al-Isra 82 )
Junjungan kita Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya telah mencontohkan pengobatan dengan mempergunakan Al-Quran dan doa-doa untuk mengubati berbagai macam penyakit, baik disebabkan oleh tukang sihir seperti guna-guna dan lain-lainnya atau disebabkan oleh gangguan jin seperti kerasukan dan penyakit-penyakit aneh lainnya atau terkena gigitan binatang berbisa seperti kala-jengking, ular dan sebagainya. Rasulullah SAW juga mempergunakan ayat-ayat Al-Quran dan doa-doa untuk penjagaan dan perlindungan diri.
Silakan download video ini dan save kedalam HP,gadget atau PC dan perdengarkan bacaaan sampai akhir dengan memejamkan mata.Perhatikan setelah selesai ..


1) denyutan jantung makin kencang
2) badan begetar
3) ada sesuatu/barang yang bergerak-gerak bawah kulit tubuh.
4) mengantuk/menguap
5) batuk
6) gelisah
7) panas di tengkuk/leher
Jika ada mengalami sebagian tanda-tanda  diatas,kemungkinan besar ada jin didalam tubuh anda. Penjelasannya adalah mudah,jin yang berada dalam tubuh kita akan bergerak melalui saluran darah kita,ayat-ayat ruqyah syar’iyah ini sangat mustajab dalam mengusir dan menyakiti  mereka,lalu mereka akan kucar-kacir dalam darah kita lalu menyebabkan denyutan jantung kita bertambah kencang…Bagi yang terkena sihir/ilmu hitam, jin dalam badan mereka akan membuatkan mereka mengantuk sangat berat apabila mendengar video ruqyah syar’iyah ini.Dan  akan terasa panas ditengkuk/leher…

Silahkan mencoba
Semoga Bermanfaat

Jumat, 13 Juli 2012

Tenaga Dalam Dalam Tinjauan Syariat

Tenaga dalam merupakan salah satu bentuk ‘khawariqul ‘adah’ (kemampuan luar biasa), adakalanya kemampuan ini berasal dari Alloh Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana yang dianugrahkan kepada wali-wali-Nya. Dan ada kalanya berasal dari syaiton yang kemudian sering dianggap sebagai anugrah ilahi, sebagaimana yang diperlihatkan oleh wali-wali syaiton tersebut. 



Menurut para ulama, diantaranya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahulloh, antara kedua ‘khawariqul ‘adah’ (kemampuan luar biasa) dapat dibedakan dengan dua tinjauan. 

Yang Pertama adalah melalui keadaan orang yang mendapatkannya. Apabila orang yang mendapatkannya adalah orang yang bertakwa, dari kalangan ahli tauhid, memiliki Ilmu dalam Syariat Islam yang shohih, ikhlas dalam beribadah, tidak mengamalkan amalan-amalan bid’ah yaitu amalan ibadah yang tidak mencontoh tuntunan Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan bukan termasuk pelaku maksiat, maka apabila ia mendapatkan ‘khawariqul ‘adah’ berarti itu merupakan anugrah Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Sebaliknya apabila yang mendapatkannya bukan dari kalangan ahli tauhid, seperti halnya orang-orang yang suka melakukan perbuatan syirik, misalnya memohon berkah melalui kuburan orang-orang yang dikeramatkan, mengadakan acara ‘haul’ (merayakan hari ulang tahun kematian) dan lainnya, maka yang diperolehnya adalah ‘khawariqul ‘adah’ (kemampuan luar biasa) yang berasal dari Syaithan.
Begitu juga apabila yang memperoleh adalah yang suka melakukan perbuatan bid’ah, misalnya membaca dzikir-dzikir yang tidak disyari’atkan. Seperti dengan membatasi jumlah-jumlah, bentuk-bentuk, suara-suara, atau cara-cara tertentu yang tidak ada contohnya dalam syari’at. Atau orang yang suka berbuat maksiat. Misalnya tidak menjaga batas-batas pergaulan antara pria dan wanita, tidak memelihara jenggot, meminum yang memabukkan, memakan harta riba, merokok, tidak menutup aurat dan lain-lain. Apabila demikian keadaan orangnya, maka ‘khawariqul ‘adah yang diperoleh adalah berasal dari Syaithan.

Yang Kedua adalah melalui sebab diperolehnya ‘khawariqul ‘adah’. Khawariqul ‘adah yang berasal dari Alloh Subhanahu wa Ta’ala hanya bisa diperoleh dengan ketaatan, keimanan dan ketakwaan. Selain itu Islam tidak mengajarkan seorang muslim untuk beribadah untuk tujuan mendapatkan ‘khawariqul ‘adah’ (kemampuan luar biasa).
Justru itulah yang membedakan antara yang berasal dari Alloh Subhanahu wa Ta’ala dan yang berasal dari Syaithan. Yaitu bahwa ‘khawariqul ‘adah’ yang berasal dari Alloh Subhanahu wa Ta’ala tidak bisa dipelajari apalagi dibakukan menjadi semacam ‘ilmu kedigdayaan’, sedangkan yang berasal dari Syaithan bisa dipelajari dan bisa dibakukan menjadi suatu ilmu. Sekalipun secara zhahir dilakukan dengan membaca ayat atau dzikir. Sebagaimana difirmankan Alloh Subhanahu wa Ta’ala, yang artinya: “Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu mereka dapat menceraikan antara suami dan istrinya” (QS: Al-Baqarah: 102)
Ayat ini menunjukkan, bahwa ‘khawariqul ‘adah’ yang dapat dipelajari adalah sihir (berasal dari Syaithan), sedangkan yang berasal dari anugrah Alloh Subhanahu wa Ta’ala tidaklah dapat dipelajari sebagaimana sihir.
(Sumber Rujukan: Fathul Bari X/223, Ibnu Hajar Al-Asqalani; Al-Furqan Baina Auliya’ir Rahman wa Auliya’isy Syaithan)


Semoga Bermanfaat
Wallahu A'lam

BELAJAR RUQYAH (Part 2)


Beberapa peruqyah sering mengeluh dengan dampak yang di dapatkan setelah melakukan ruqyah pada pasiennya, padahal Ibnul Qayyim berkata: “Termasuk perkara yang dimaklumi bahwa sebagian ucapan memiliki keistimewaan dan kemanfaatan yang telah teruji. Maka bagaimana kita menganggap ucapan Rabb semesta alam ini? Tentunya keutamaan ucapan-Nya atas segala ucapan yang lain seperti keutamaan Allah SWT atas seluruh makhluk-Nya. Ucapan-Nya merupakan penyembuh yang sempurna, pelindung yang bermanfaat, cahaya yang memberi petunjuk, dan rahmat yang menyeluruh. Ucapan-Nya yang sekiranya diturunkan kepada sebuah gunung niscaya akan pecah karena keagungan dan kemuliaan-Nya.” (Lihat Zadul Ma’ad cet. Muassasah Ar-Risalah hal. 162-163). Hal ini merupakan pertanda tidak ada yg bisa mengalahkan Kekuasaan dari kalimat-kalimat Allah yang sempurna, namun mengapa banyak dari peruqyah yang mengalami banyak dampak negatif dari ruqyahnya?
Berbagai macam bentuk keluhan yang diantaranya adalah peruqyah mengalami sakit kepala, panas dingin, bahkan ada yang sampai bertarung dan berkelahi dengan jin dalam mimpinya. Dari beberapa pengalaman teman sesama peruqyah keluhan seperti itu sering dijumpai bahkan ada yang sampai meninggalkan ruqyah karena dampak yang ditimbulkan dari meruqyah.




Berikut beberapa point mengapa seorang peruqyah bisa mengalami hal demikian yang mengakibatkan kegagalan pada Ruqyahnya:



1. Kurangnya rasa percaya diri yang menimbulkan rasa ragu terhadap kekuasaan dan kebesan Allah SWT.   Hal ini bisa dgn cepat diketahui oleh jin yang mengganggu sehingga mereka bisa membalas peruqyah dgn sihirnya 



2. Menjual Ayat-ayat Allah. Perlu diketahu bahwa meruqyah bukanlah suatu pekerjaan mencari nafkah



3.Beramal/Meruqyah Tanpa Bimbingan Guru



4. Membaca ayat ruqyah atau doa ruqyah dalam Keadaan Lalai



5.Belum meninggalkan dosa-dosa besar



dari beberapa pengalaman teman sesama peruqyah untuk sementara hanya 5 point ini yang dapat dirumuskan, namun masih banyak hal-hal yang dapat menyebabkan dampak buruk bagi peruqyah setelah meruqyah selain 5 point di atas. Untuk itu bagi teman-teman yang punya pengalaman bisa menambahkan beberapa point lagi mengenai hal ini untuk dipelajari bersama


Ibnul Qoyyim mengatakan bahwa "doa-doa, ta’awwudz bagai sebuah senjata. Senjata yang bisa melumpuhkan bukan hanya dari ketajamannya saja. Ketika terdapat sebuah senjata yang tajam tanpa aib lalu tangan yang memegangnya pun begitu kuat dan tidak ada penghalangnya maka pedang itu akan berhasil membunuh musuh."



syukran katsiran




Semoga bermanfaat

Wallahu A'lam